Depresi setelah memiliki anak tidak hanya dialami oleh kaum ibu saja, karena ayah juga bisa mengalami depresi. Studi menemukan ayah yang merasa tertekan lebih memungkinkan untuk memukul anak-anaknya.
Peneliti Amerika Serikat menemukan bahwa 40 persen laki-laki yang mengalami depresi mengatakan telah memukul anak-anaknya, sedangkan ayah yang tidak depresi hanya sebesar 13 persen.
"Anak-anak yang terlibat dalam penelitian ini baru berusia 1 tahun," ujar Dr R Neal Davis dari Intermountain Healthcare di Murray, Utah yang dilaporkan dalam jurnal Pediatrics, seperti dikutip dari Foxnews, Selasa (15/3/2011).
Peneliti mengungkapkan dalam usia tersebut anak-anak lebih memungkinkan mengalami cedera. Selain itu anak-anak ini mungkin tidak mengerti mengapa dirinya disakiti oleh orangtuanya.
"Dalam studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa ibu yang depresi lebih mungkin memukul anak-anak mereka, tapi ini untuk pertama kalinya studi ditujukan pada ayah," ujar Elizabeth Gershoff, seorang ahli perkembangan anak dan hubungan keluarga di University of Texas, Austin.
Gershoff yang tidak terlibat dalam studi ini menambahkan penting bagi para ibu untuk mengawasi pasangannya jika ia mengalami depresi, serta membantunya menawarkan bantuan jika sang ayah terlihat sibuk atau lelah.
"Orangtua yang mengalami depresi umumnya memiliki toleransi yang kurang ketika anak-anaknya sedang nakal," ungkapnya.
Depresi mungkin bukan satu-satunya penyebab orangtua memukul sang anak, karena ada sejumlah masalah lainnya yang terlibat seperti pengangguran, kemiskinan dan juga pendidikan.
Gershoff menuturkan memiliki orangtua yang hangat dan responsif adalah suatu hal penting bagi anak-anak, tapi mungkin butuh perjuangan ekstra bagi orangtua yang depresi. Karena itu berilah sedikit waktu bagi orangtua untuk melakukan sesuatu yang disukainya sehingga bisa mengurangi tekanan yang ada di dalam tubuhnya.
Peneliti Amerika Serikat menemukan bahwa 40 persen laki-laki yang mengalami depresi mengatakan telah memukul anak-anaknya, sedangkan ayah yang tidak depresi hanya sebesar 13 persen.
"Anak-anak yang terlibat dalam penelitian ini baru berusia 1 tahun," ujar Dr R Neal Davis dari Intermountain Healthcare di Murray, Utah yang dilaporkan dalam jurnal Pediatrics, seperti dikutip dari Foxnews, Selasa (15/3/2011).
Peneliti mengungkapkan dalam usia tersebut anak-anak lebih memungkinkan mengalami cedera. Selain itu anak-anak ini mungkin tidak mengerti mengapa dirinya disakiti oleh orangtuanya.
"Dalam studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa ibu yang depresi lebih mungkin memukul anak-anak mereka, tapi ini untuk pertama kalinya studi ditujukan pada ayah," ujar Elizabeth Gershoff, seorang ahli perkembangan anak dan hubungan keluarga di University of Texas, Austin.
Gershoff yang tidak terlibat dalam studi ini menambahkan penting bagi para ibu untuk mengawasi pasangannya jika ia mengalami depresi, serta membantunya menawarkan bantuan jika sang ayah terlihat sibuk atau lelah.
"Orangtua yang mengalami depresi umumnya memiliki toleransi yang kurang ketika anak-anaknya sedang nakal," ungkapnya.
Depresi mungkin bukan satu-satunya penyebab orangtua memukul sang anak, karena ada sejumlah masalah lainnya yang terlibat seperti pengangguran, kemiskinan dan juga pendidikan.
Gershoff menuturkan memiliki orangtua yang hangat dan responsif adalah suatu hal penting bagi anak-anak, tapi mungkin butuh perjuangan ekstra bagi orangtua yang depresi. Karena itu berilah sedikit waktu bagi orangtua untuk melakukan sesuatu yang disukainya sehingga bisa mengurangi tekanan yang ada di dalam tubuhnya.
0 comments:
Post a Comment