Memenuhi kebutuhan Videography, Photography, Komputer, dan Internet. Visit Us Now!

Loading

Tuesday, January 18, 2011

Gaya Berkarier untuk Kesuksesan Perkawinan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dengan menerapkan kedua gaya atau pola hubungan ini, Anda bisa menuai keberhasilan di kantor dan di rumah. Percaya atau tidak, ada begitu banyak persamaan yang bisa dimanfaatkan antara pola hubungan dengan atasan di kantor dan pola hubungan dengan pasangan Anda di rumah. Uniknya, bila Anda bisa melakukan hal itu dengan baik, pola ini bisa membantu, baik menavigasikan hubungan untuk hasil kerja yang baik maupun meningkatkan kemesraan kehidupan romantis Anda.

Misalnya saja, dalam bekerja Anda dituntut bersikap sopan santun, punya gairah atau keingintahuan, jujur, dan mau menolong. Hal yang sama pun dibutuhkan dalam menjaga kelanggengan perkawinan.

Jennifer Hirsch, PsyD, psikolog klinis di tempat praktek pribadi di New York dan Washington, DC, mengatakan berpikir sebelum bicara. Maksudnya, sebelum mengungkapkan keberatan atau pembicaraan yang potensial menimbulkan diskusi yang pelik, selalu tanya kepada diri sendiri, "Apa yang akan saya lakukan atau katakan jika hal ini terjadi pada saya?"

Di tempat kerja, Anda tak mungkin bersedia menghadap bos Anda mengajukan permasalahan dengan sikap agresif. Jadi, meski dalam perkawinan dianggap Anda dan pasangan sudah saling mengerti gaya komunikasi masing-masing, sebaiknya tetap berhati-hati. "Jangan buru-buru, hapus dalam pikiran kata-kata kasar dalam ungkapan yang ingin Anda katakan, dan masukkan kata-kata kasih sayang untuk mengungkapkannya," kata Dr Hirsch. Tentu saja kata-kata kasih sayang hanya khusus bagi pasangan Anda, bukan untuk bos.

Sering kali saat suasana tengah memanas karena suatu masalah, kita cenderung mengaburkan masalah sebenarnya dengan masalah-masalah yang lain. "Padahal cara terbaik untuk menyampaikan pesan, baik di rumah maupun di kantor, adalah Anda harus yakin bahwa Anda hanya punya satu fokus masalah yang disampaikan," kata Jess McCann, pelatih kencan dan penulis buku You Lost Him at Hello.

Daripada kelamaan mengungkapkan pendahuluan tentang betapa lelahnya Anda mengurus rumah tangga, mengapa tidak langsung saja pada pokok persoalan. McCann mencontohkan, "Sayang, bisa-tidak nanti tolong jemput sekalian anak-anak di rumah temannya, sambil kau pulang main tenis. Terima kasih, ya."

McCann juga menyarankan jurus "Akupun demikian....". Menurut dia, salah satu saran karier terhebat adalah mengubah pendapat kolega kerja yang keras kepala dengan teknik ini. "Pertama, Anda menggaet perhatian orang lain dengan kata-kata 'Saya tahu apa yang Anda rasakan tentang....'," kata McCann. Lalu bisa dilanjutkan dengan "Saya juga pernah merasa demikian, tapi akhirnya saya temukan bahwa...."

Cara demikian lumayan ampuh untuk menggiring pasangan kita yang sedang berbeda pendapat tentang sesuatu. Pada akhirnya, pasangan Anda mungkin tetap tidak sepakat dengan Anda, tapi setidaknya Anda bisa mencegah pertengkaran hebat.

Kemudian McCann mengatakan bahwa maaf bukan merendahkan diri. "Banyak orang menjadikan harga diri dan ego sebagai batu sandungan dalam karier dan hubungan mereka dengan pasangan," ujarnya. Padahal, kadang cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah dengan mengakui kesalahan, meski perkaranya tak melulu menjadi kesalahan Anda.

Di kantor mungkin Anda bersedia pasang badan untuk kesalahan yang dilakukan tim kerja. Tapi hal yang sama bisa dilakukan di rumah. "Mengambil alih tanggung jawab biasanya membuat kita lebih dihormati--terutama dalam hubungan jangka panjang--dibanding sekadar saling tunjuk untuk mencari kambing hitam," McCann memaparkan.

Dr Hirsch mengingatkan soal memperhatikan nada bicara. Ada pepatah lama yang mengatakan, "Masalahnya bukan pada apa yang Anda katakan, melainkan bagaimana Anda mengatakannya." Hal ini berlaku pula di rumah maupun di kantor. Dalam sebuah rapat yang memanas, orang akan banyak menilai Anda dari mampu-tidaknya Anda mengendalikan nada suara Anda.

Demikian juga saat di rumah. "Jadi saat di rumah hapus semua energi dari suara Anda saat hendak mengutarakan sesuatu yang penting," katanya. Dr Hirsch meminta, cobalah berandai-andai Anda sedang berhadapan dengan bos Anda di mana tak mungkin Anda menggunakan suara tinggi atau keras yang bisa mengejutkan anak-anak.

Jikapun Anda sedang marah kepada pasangan Anda, beri kesempatan dia memahami apa substansi masalahnya, bukan sekadar betapa menggelegarnya suara Anda.

Dr Hirsch mengingatkan poin penting, "Jadilah orang yang berkelas." Menurut dia, orang-orang yang tidak berkomunikasi dengan cara yang berkelas tak pernah cukup beruntung untuk menduduki jabatan tinggi. Memang karier yang sukses itu adalah hasil dari perjalanan panjang dari sikap yang berkelas dan penampilan sebagai pribadi yang bukan pemaksa.

Misalnya saja Anda menduga bos Anda mencuri ide Anda, atau Anda menduga pasangan Anda didekati pihak yang bisa meruntuhkan keutuhan perkawinan Anda. Bersikaplah berkelas dengan tidak langsung mengajukan tuduhan. "Beri mereka pelajaran dengan membiarkan mereka menyadari kesalahan sambil memberi mereka petunjuk bahwa Anda sebenarnya tahu apa yang mereka lakukan," kata Dr Hirsch. "Inilah jalan panjang yang dilalui yang justru membuat Anda semakin dihormati."

Poin terakhir adalah janji yang kecil dan pemenuhan yang sempurna. Menurut McCann, di dunia kerja, saat berhadapan dengan klien, hal ini biasa dilakukan. Daripada menjanjikan sesuatu yang besar yang akhirnya tak bisa dipenuhi, lebih baik membuat janji kecil dengan penunaian melebihi harapan klien. Hal yang sama berlaku dalam hubungan perkawinan. "Bila Anda menjanjikan sesuatu yang besar kepada pasangan, Anda berisiko besar mengecewakannya saat tak bisa memenuhi janji itu," ujarnya.

Anda Lebih Bahagia Lagi Kalau Membaca Artikel ini:

0 comments:

Post a Comment