Memenuhi kebutuhan Videography, Photography, Komputer, dan Internet. Visit Us Now!

Loading
Showing posts with label Keluarga Bahagia. Show all posts
Showing posts with label Keluarga Bahagia. Show all posts

Wednesday, December 28, 2011

Kenapa Perselingkuhan Terjadi? Ini Penyebabnya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernikahan adalah momen membangun kehidupan baru bersama pasangan. Suka duka akan dihadapi berdua, sebisa mungkin tidak melibatkan pihak lain untuk menyelesaikan masalah. Namun, masalah rumah tangga kadang tidak sesederhana yang dihadapi ketika masih pacaran. Bukan cinta lagi yang dibutuhkan, tetapi komitmen, untuk menjaga keutuhan rumah tangga.
Menurut psikolog Prof Dr Sarlito Wirawan Sarwono, cinta bukanlah pengikat pernikahan. Cinta hanyalah faktor yang bisa menarik seseorang untuk memutuskan berpasangan.

“Cinta paling lama bertahan tiga tahun, lalu hilang. Sisanya adalah komitmen, kesetiaan, dan tanggung jawab,” ujar Prof Sarlito, saat peluncuran buku Mencegah Selingkuh dan Cerai karya sosiolog Dra Hartati Nurwijaya di TOKO BUKU ONLINE Bisnis Wedding Vendor, Jakarta Online, Minggu (14/8/2011) lalu.
Salah satu penyebab retaknya rumah tangga menurut Prof Sarlito adalah perselingkuhan. Perselingkuhan itu sendiri biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti: kemajuan teknologi, workaholic, dan sifat posesif.

Kemajuan teknologi
Teknologi bukan hal yang menjadi asal-usul perselingkuhan, namun bisa memicu perselingkuhan. Ketakutan bahwa kemajuan teknologi bisa membuat pasangan selingkuh, bisa membuat seseorang melanggar privasi pasangannya. Misalnya, membuka e-mail, SMS, atau situs jejaring sosial pasangan, bahkan minta password segala. Kebiasaan inilah yang menurut Prof Sarlito kerap memicu pertengkaran.
“Beri kepercayaan pada pasangan untuk punya wilayah privasinya sendiri. Kalau ternyata dia selingkuh, itu bisa diurus belakangan. Intinya jangan cari-cari masalah,” jelas Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia yang mendalami Psikologi Sosial ini.
Bagaimanapun, teknologi akan mempermudah pekerjaan dan kehidupan seseorang. Jadi, pasangan pun berhak menikmatinya.

Workaholic
Bila salah satu atau kedua pihak terlalu asyik dengan pekerjaan masing-masing, perlahan-lahan bisa menghilangkan kesetiaan. Jika workaholic tidak diselingi dengan kencan berdua, misalnya, akan sulit bagi pasangan untuk bertahan. Hubungan pernikahan akan terasa hambar dan terasa sama saja dengan rutinitas hidup yang lain. Rasa hambar ini kelak akan berujung pada keinginan untuk mencari “selingan”. Siapa yang menjadi "selingan" tersebut? Kemungkinan besar adalah rekan kerja, partner bisnis, atau siapapun yang biasa Anda jumpai saat bekerja atau beraktivitas.

Sifat posesif
Orang yang selalu menginginkan pasangan berperilaku sesuai dengan keinginannya cenderung membuat pasangan menjadi bosan. Kehidupan rumah tangga pun menjadi kaku karena pasangan selalu merasa diawasi dan akhirnya merasa terkekang.
Contohnya masalah cemburu. Cemburu yang berlebihan bisa memberi penghakiman yang terlalu cepat kepada pasangan, padahal perselingkuhan belum tentu terjadi. Kemarahan yang tidak memiliki alasan kuat justru akan menambah keretakan hubungan. Karena sifat manusia cenderung selalu memilih yang lebih baik, jangan sampai ulah Anda yang pencemburu atau posesif mendorong pasangan mencari orang lain.
“Jangan bermimpi mengubah seseorang, tapi ubah dulu diri Anda, maka pasangan akan mengikuti,” tukasnya.
Baca Lagi Biar Mantap!

Saturday, August 27, 2011

Keuntungan Bersosialisasi dengan Tetangga dan Masyarakat

Pada dasarnya, manusia memiliki sifat alamiah sebagai makhluk sosial atau selalu melakukan interaksi dengan orang lain. Demikian pula ketika kita berada pada suatu lingkungan tempat tinggal. Sebab kita bukanlah Tarzan yang hidup bersama hewan dan berada di hutan belantara. Faktanya, kita harus hidup bermasyarakat dengan orang lain dalam suatu lingkungan. Tetapi akhir-akhir ini, semakin banyak masyarakat yang beranggapan, bahwa bersosialisasi dengan tetangga menghabiskan waktu secara percuma, sehingga mereka lebih cenderung bersifat induvidu. Tidak mengherankan bila saat ini sering kita menjumpai suatu lingkungan perumahan yang penduduknya tidak saling mengenal.


Berbagai macam alasan mengapa sebuah keluarga enggan bersosialisasi dengan tetangganya, seperti terlalu sibuk dengan kepentingan pribadi atau merasa bahwa mengenali tetangga bukanlah hal penting, bahkan tidak berguna. Sebetulnya dalam hidup bermasyarakat, tindakan bersosialisasi dengan tetangga memiliki peranan penting untuk menciptakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan aman, serta dapat menumbuhkan rasa gotong royong atau tenggang rasa. Berikut merupakan beberapa alasan betapa pentingnya bersosialisasi dengan tetangga dalam hidup bermasyarakat:

1. Tetangga merupakan orang yang bertempat tinggal dekat dengan kita. Sehingga jika suatu saat Anda sedang mendapatkan masalah, kemungkinan besar mereka dapat membantu.

2. Tidak menutup kemungkinan Anda akan membutuhkan peranan tetangga. Contohnya, bila suatu saat Anda berpergian, kemudian terdapat paket atau surat untuk Anda, biasanya akan dititipkan kepada tetangga.

3. Dengan bertetangga, kita dapat memberi ruang lingkup baru bagi anak-anak untuk bersosialisasi. Perkembangan mental anak akan semakin meningkat, ketika mereka berteman dengan anak tetangga. Demikian pula jika Anda memiliki anak remaja, berteman dengan anak tetangga yang sebaya dapat menjadi lingkungan pergaulan yang sehat, misalnya dengan membuat program kegiatan positif yang dikenal dengan karang taruna.

4. Dengan bertetangga akan membuka peluang baru untuk mendapatkan konsumen bagi usaha Anda. Misalnya Anda memiliki usaha di rumah, tetangga biasanya menjadi pelanggan tetap.

5. Lingkungan sekitar rumah perlu dijaga keamanan dan dirawat keindahan, serta kebersihannya, jika Anda mengenal dan bersosialisasi dengan tetangga, maka hal tersebut mudah dilakukan. Misalnya dengan mengadakan kerja bakti kampung seminggu sekali, atau membuat program jadwal jaga atau ronda malam yang dilakukan secara bergiliran. Hal tersebut juga dapat memupuk rasa persaudaraan, gotong royong dan tenggang rasa.
Logitech Webcams
Baca Lagi Biar Mantap!

Saturday, May 28, 2011

Ayah Depresi Lebih Sering Memukul Anaknya

Depresi setelah memiliki anak tidak hanya dialami oleh kaum ibu saja, karena ayah juga bisa mengalami depresi. Studi menemukan ayah yang merasa tertekan lebih memungkinkan untuk memukul anak-anaknya.

Peneliti Amerika Serikat menemukan bahwa 40 persen laki-laki yang mengalami depresi mengatakan telah memukul anak-anaknya, sedangkan ayah yang tidak depresi hanya sebesar 13 persen.

"Anak-anak yang terlibat dalam penelitian ini baru berusia 1 tahun," ujar Dr R Neal Davis dari Intermountain Healthcare di Murray, Utah yang dilaporkan dalam jurnal Pediatrics, seperti dikutip dari Foxnews, Selasa (15/3/2011).

Peneliti mengungkapkan dalam usia tersebut anak-anak lebih memungkinkan mengalami cedera. Selain itu anak-anak ini mungkin tidak mengerti mengapa dirinya disakiti oleh orangtuanya.

"Dalam studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa ibu yang depresi lebih mungkin memukul anak-anak mereka, tapi ini untuk pertama kalinya studi ditujukan pada ayah," ujar Elizabeth Gershoff, seorang ahli perkembangan anak dan hubungan keluarga di University of Texas, Austin.

Gershoff yang tidak terlibat dalam studi ini menambahkan penting bagi para ibu untuk mengawasi pasangannya jika ia mengalami depresi, serta membantunya menawarkan bantuan jika sang ayah terlihat sibuk atau lelah.

"Orangtua yang mengalami depresi umumnya memiliki toleransi yang kurang ketika anak-anaknya sedang nakal," ungkapnya.
Zoom Player
Depresi mungkin bukan satu-satunya penyebab orangtua memukul sang anak, karena ada sejumlah masalah lainnya yang terlibat seperti pengangguran, kemiskinan dan juga pendidikan.

Gershoff menuturkan memiliki orangtua yang hangat dan responsif adalah suatu hal penting bagi anak-anak, tapi mungkin butuh perjuangan ekstra bagi orangtua yang depresi. Karena itu berilah sedikit waktu bagi orangtua untuk melakukan sesuatu yang disukainya sehingga bisa mengurangi tekanan yang ada di dalam tubuhnya.

Baca Lagi Biar Mantap!

Saturday, May 7, 2011

Nenek Bikin Anak Perempuan Panjang Umur?


Logo WebSite X5 Evolution 8

Baca Lagi Biar Mantap!

Friday, April 22, 2011

Hubungan Harmonis Mertua dan Menantu

Mertua juga merupakan orangtua kita. Karena itu, hendaklah mertua diperlakukan sama seperti orangtua kita. Harmonisnya hubungan mertua dan menantu menjadi idaman siapa saja, karena ketidakharmonisan tersebut bisa berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut ini adalah beberapa tips menjalin hubungan yang baik antara mertua dan menantu:

Kenali Sejak Awal
Saat Anda menikah, Anda bukan hanya akan bersatu dengan pasangan Anda saja, tapi juga seluruh keluarganya, termasuk orangtuanya. Jadi, sebisa mungkin kenalilah orangtuanya sebelum menikah. Paling tidak minta pendapat yang jujur dari pasangan Anda, apakah kira-kira Anda akan cocok dengan orangtuanya.

Jalin Komunikasi yang Baik
Komunikasi adalah kunci keharmonisan mertua dan menantu. Anda sebagai yang lebih muda harus mengawali. Jika Anda tidak tinggal dengan mertua, hubungilah mereka minimal seminggu sekali. Demikian juga buatlah jadwal rutin kunjungan ke rumahnya, misalnya 2 minggu atau sebulan sekali dengan membawa buah tangan sekadarnya.

Pahami Apa yang Disukai dan Tidak Disukai
Ada mertua yang bersikap terbuka kepada menantunya, namun ada juga yang tidak. Jika mertua termasuk golongan yang kedua, jadilah pengamat untuk bisa memahami apa yang disukai dan tidak disukai oleh mertua Anda. Hal ini bermanfaat untuk menjaga sikap Anda di depan mereka.
Box WebSite X5 Evolution 8

Dekati Orang Terdekatnya
Cara lain untuk memberi kesan baik di matanya adalah dengan mendekati orang terdekatnya. Perhatikanlah dengan siapa mereka sering berkomunikasi atau siapa orang yang kira-kira mertua Anda paling berharap dekat dengan Anda. Misalnya ipar Anda atau saudara mertua Anda. Jalinlah juga komunikasi yang baik dengan mereka.

Berikan Hadiah Kecil
Layaknya menjaga hubungan persahabatan, hadiah-hadiah kecil juga diperlukan. Tidak perlu menunggu hari ulangtahunnya, namun jika Anda memiliki rejeki lebih atau kebetulan sedang bertugas ke luar kota atau ke luar negeri, bawakanlah hadiah kecil untuk mertua Anda.

Sensitif Terhadap Kebutuhannya
Mertua Anda jauh lebih tua umurnya daripada Anda. Orangtua biasanya memiliki kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan tertentu di saat tertentu. Jika Anda sedang berada di sana pada saat itu, sensitiflah terhadap kebutuhannya. Mertua akan senang jika Anda mengerti apa yang dibutuhkan atau diinginkannya.

AnneAhira | Global

Baca Lagi Biar Mantap!

Tuesday, April 5, 2011

4 Cara Mencairkan Hubungan yang Kaku

Saat menjalani masa pacaran atau bulan madu hubungan berpasangan terasa selalu menyenangkan. Namun, ketika hubungan sudah berlangsung lama, apalagi dengan kehadiran anak, tak sedikit pasangan yang merasakan hubungan menjadi kaku atau bahkan renggang. Jika tanda seperti ini sudah mulai dirasakan, saatnya melakukan perubahan. Anda dan pasangan perlu mengusahakan kembali intimasi dan kesenangan dalam menjalani hubungan.

Lontarkan humor
Tertawa adalah obat paling ampuh untuk mencairkan suasana yang kaku. Tertawa juga membuat tubuh Anda lebih relaks. Saat stres dan kelelahan melanda, candaan atau perilaku pasangan yang melucu bisa meredakan ketegangan. Anda dan pasangan perlu belajar menjadi sosok yang lebih humoris untuk mendapatkan suasana menyenangkan penuh tawa seperti ini. Suasana penuh tawa bisa diciptakan meski Anda atau pasangan bukan tipikal humoris. Misalnya dengan menonton film komedi atau melakukan permainan yang bisa memancing tawa. Lakukan kegiatan apa pun yang bisa memancing tawa bersama pasangan, maka Anda akan mendapatkan hubungan yang jauh lebih ringan dan menyenangkan.

Cobalah untuk relaks
Usahakan untuk tidak menanggapi berbagai hal dengan serius. Anda dan pasangan sudah cukup lelah bekerja seharian di kantor dan mengerjakan berbagai tugas di rumah, jadi cobalah relaks. Saat Anda dan pasangan berkomitmen untuk lebih santai menanggapi berbagai hal, suasana akan terasa lebih menyenangkan. Suasana positif ini akan memengaruhi kualitas hubungan. Anda atau pasangan tak perlu emosi jika rencana yang sudah disusun menjadi berantakan karena berbagai alasan. Misalnya, Anda sudah melakukan reservasi untuk makan malam bersama di restoran, tapi restoran lupa mencatat reservasi Anda. Usahakan untuk tidak menanggapi serius kondisi semacam ini. Santai saja, dan nikmati perubahan rencana yang terpaksa dilakukan.
TotalRecovery™ USB
Melakukan sesuatu hal yang baru
Lakukanlah kegiatan baru bersama pasangan. Jika Anda dan pasangan suka memasak, coba saja kelas memasak yang dilakukan berdua. Jika menggemari olahraga, pilih yoga untuk pasangan misalnya. Lakukan juga kegiatan yang baru, berdua dengan pasangan. Atau pergilah ke sebuah tempat yang belum pernah Anda kunjungi saat akhir pekan. Suasana beda dan baru ini akan menyegarkan kembali hubungan Anda dan pasangan.

Mengubah rutinitas
Syarat untuk menciptakan suasana menyenangkan bagi hubungan berpasangan adalah mau melakukan perubahan. Mencoba sesuatu yang baru hingga mengubah rutinitas hanyalah beberapa contoh saja. Upayakan untuk menciptakan kegiatan spontan bersama pasangan. Jangan melulu terpaku dengan jadwal rutin setiap hari yang membuat Anda dan pasangan menjadi robot. Lakukan aktivitas spontan yang melanggar aturan rutinitas Anda. Jika tak bisa spontan setiap hari, maka lakukan hal spontan seminggu sekali bersama pasangan. Bentuknya, terserah Anda, asalkan memenuhi syarat utamanya, yakni memecahkan rutinitas normal dan melakukan aktivitas spontan yang menyenangkan. Setelahnya, Anda dan pasangan kembali berenergi karena tak bosan dengan kegiatan yang sama setiap harinya. 



Sumber: sheknows.com

Baca Lagi Biar Mantap!

Monday, April 4, 2011

Kekuatan Cinta Pengaruhi Kesehatan Fisik

Sudah berapa lama Anda menjalin hubungan dengan kekasih? Bagaimana kualitas hubungan yang terbentuk, apakah memiliki kepastian atau masih mencari kepastian untuk bisa berbagi hidup bersama?

Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association, pasangan yang tidak yakin dengan kualitas hubungan yang dibentuk, lebih rentan mengalami gangguan jantung dibanding pasangan yang memilih yakin untuk berbagi hidup bersama.

Bagaimana studi ini dilakukan? American Psychological Association melakukan survei dengan melibatkan responden yang berusia 18-60 tahun. Mereka kemudian diminta untuk bercerita mengenai hubungan yang tercipta bersama pasangannya. Seberapa yakin mereka terhadap interaksi hubungan yang terjalin. Setelah itu mereka diamati pola hidupnya untuk melihat status kesehatan yang dimiliki.

“Ternyata pasangan yang tidak yakin dengan hubungannya memiliki kualitas kesehatan yang tidak baik. Mereka lebih sering mengalami tekanan darah tinggi, radang usus, rasa nyeri seluruh tubuh. Bahkan banyak juga yang mengalami gangguan jantung dan stroke,” papar Lachlan A.McWilliams, psikolog klinis yang juga asisten profesor di Acadia University, Kanada. Williams yang juga terlibat langsung dalam penelitian itu menyebutkan Journal Health Psychology sudah memuat hasil penelitiannya.

Ketertarikan Williams untuk meneliti kualitas hubungan dengan kesehatan fisik sebenarnya diawali ketika ada penelitian terdahulu yang menjabarkan, kenyamanan seseorang dalam menjalin hubungan dengan pasangannya memiliki keterkaitan pada seberapa sering responden mengalami sakit kepala.

Williams pun kemudian penasaran bagaimana kualitas hubungan mempengaruhi kondisi fisik seseorang secara menyeluruh. “Saya dan tim pun kaget ketika membaca hasil penelitian, bahwa kualitas hubungan juga mempengaruhi kinerja sistem kardiovaskuler kita.”
RestoreIT®7
Dalam penelitian ini, responden dibagi menjadi pasangan yang yakin pada keseriusan hubungan yang tercipta dan merasa tidak yakin. Yang dimaksud dengan yakin pada keseriusan hubungan adalah merasa nyaman dengan pasangan dan semakin membawa hubungan pada tingkat keseriusan yang lebih baik.

Sedangkan perasaan tidak yakin pada hubungan hanya menciptakan lingkaran ketergantungan satu dengan yang lainnya dan tidak memiliki keberanian untuk mengikatkan diri pada komitmen yang lebih serius. Responden juga diminta untuk bercerita riwayat rasa nyeri yang mereka rasakan mulai dari sakit kepala, nyeri dada dan punggung, sampai apakah pernah mengalami serangan jantung atau stroke.

Perasaan tidak yakin atau tidak nyaman pada hubungan yang tercipta menurut McWilliams bukan berarti pasanga tak saling mencintai, hanya saja mereka tidak mengerti bagaimana cara untuk mengoptimalkan kualitas hubungan yang tercipta. Situasi ini yang kemudian menjadi faktor munculnya sekumpulan gejala psikosomatik yang pada akhirnya mempengaruhi status kesehatan.

“Dan jika diamati gaya hidupnya, responden yang tidak yakin pada hubungannya akan melarikan diri pada gaya hidup tak sehat seperti merokok serta minum alkohol. Tujuannya hanya satu, untuk mengalihkan perasaan tidak yakin dengan menciptakan kebiasaan baru.”

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi situasi seperti ini? McWilliams menyarankan pasangan untuk mengikuti konseling dengan begitu bisa saling terbuka membicarakan apa yang manjadi tujuan dari hubungan yang sedang dijalin. (PreventionIndonesiaonline/Siagian Priska)

Baca Lagi Biar Mantap!

Wednesday, March 23, 2011

Hubungan Menopause dan Keutuhan Perkawinan

Mengatasi menopause bukanlah hal mudah. Tindakan ini termasuk salah satu ketegangan yang dihadapi suami-istri paruh baya.

Penelitian menunjukkan bahwa 10 hingga 15 persen dari wanita menopause meningkat kegelisahannya. Mereka mengalami insomnia (sulit tidur) dan depresi (merasa sangat tertekan dan sedih). Para psikiater dan dokter sependapat bahwa dalam kasus-kasus begitu, peran suami amatlah penting.

Bagi banyak wanita, awal menopause (mati haid) bukanlah sekadar tanda berakhirnya masa kemampuan memiliki anak. Ia juga merupakan pengalaman yang menyakitkan perasaan dan fisiknya.

Seks tidak pernah merupakan masalah bagi Henry Ong dan istrinya. Namun ketika istrinya menginjak usia 50 tahun, dia mulai sering mengeluh sakit ketika berhubungan intim. Ia juga berubah jadi pemurung, suka menyendiri, dan mudah cemas. Sakit pada punggung adalah keluhan yang sering disampaikan Ny Ong.

Henry menganjurkannya periksa ke dokter. Namun tidak terjadi perbaikan setelah itu. Kata dokter, ada gejala menopause pada Ny Ong, dan hal itu bisa berlangsung beberapa bulan.

Dokter Pauline Sim, psikiater di Rumah Sakit KK, Singapura menjelaskan, menopause adalah suatu masa ketika siklus menstruasi dan reproduksi wanita berhenti. Umumnya terjadi di penghujung usia 40 tahun. Tapi gejala psikologisnya sudah dimulai beberapa tahun sebelum itu. Ketika tingkat hormon wanita berfluktuasi (turun-naik) dan haid menjadi tidak teratur datangnya, kaum wanita bisa menjadi lebih gelisah, insomnia dan depresi. Tapi tidak semua wanita mengalami perubahan psikologis itu.

Dijelaskan oleh Dokter Kok Lee Peng, psikiater di Rumah Sakit Gleneagles, sebanyak 50 persen dari wanita-wanita yang terpengaruh perubahan itu mengalami hot flush, yaitu sekujur tubuh tiba-tiba terasa panas dan kemudian mengeluarkan banyak keringat.

Para psikiater itu sependapat peran suami adalah penting untuk mengatasi permasalahan ini.

Mengatasi menopause adalah salah satu daftar ketegangan yang dihadapi suami-istri paruh baya, kata psikoterapis Ang Thiam Hong yang telah menangani 200 kasus krisis perkawinan pada pasangan paruh baya.
Menurutnya, ketika anak-anak sudah besar dan sudah meninggalkan rumah, menyesuaikan diri kembali untuk hidup sebagai suami-istri bisa merupakan masalah. Selain dari tekanan masalah akibat keluhan menopause itu, ada pula kemungkinan terjadi ketidakseimbangan dalam kebutuhan seks suami-istri.

“Istri sering merasa seperti kehilangan bahwa ia tidak dapat melahirkan lagi. Dia bisa saja mencari suaminya untuk mendapatkan keintiman tapi dengan menopause, gairah seksnya berkurang,” jelas Ang. Sebaliknya, suami bisa membangun hubungan baru dengan wanita lain yang lebih muda, untuk meyakinkan dirinya bahwa dia masih memiliki daya tarik.

Bagi istri yang gejala menopausenya menyakitkan, suami perlu menolong dengan belajar lebih banyak tentang kondisi itu.

Keluargacemara | Global
Baca Lagi Biar Mantap!

Monday, March 21, 2011

Ciptakan Keluarga Kecil Bahagia

Banyak anak banyak rezeki. Semboyan inilah yang dulu sering didengar pasangan baru suami istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Dengan harapan, setiap anak yang dilahirkan sudah memiliki rezekinya masing-masing dan dapat menyongsong kehidupan bahagia dan harmonis.

Tetapi semboyan itu seolah luntur diterpa berbagai masalah, baik biaya hidup yang semakin tinggi atau pun persaingan yang ada di lingkungan sekitar.

Kini, Indonesia masuk dalam kategori penduduk terbanyak di dunia, sebuah prestasi yang tak pantas dibanggakan. Jika laju pertumbuhan tidak ditekan dan dikendalikan, maka ledakan penduduk ini akan menjadi sebuah masalah sosial yang bisa mengganggu pembangunan bangsa.

Solusi yang ditawarkan pemerintah adalah Progam Keluarga Berencana . program yang berada di bawah pengawasan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ini diharapkan dapat mengendalikan jumlah penduduk.

“Saya setuju dengan program keluarga berencana yang dicanangkan pemerintah, banyak hal positif yang didapat setiap komponen keluarga, anak mendapat perhatian khusus dari kedua orang tua dan hubungan suami istri lebih harmonis,” kata Irna Minauli, Dekan Fakultas Psikologi UMA kepada Global, Senin ( 7/3).
Irna melanjutkan, masalah akan timbul jika yang memiliki banyak anak dari kalangan menengah ke bawah sedangkan bagi masyarakat dengan ekonomi baik tidak memiliki kendala.

“Setiap anak yang dilahirkan dengan terencana dan diharapkan pasti akan menjadi baik, karena mereka akan tercukupi biaya kehidupannya mulai dari kandungan hingga di lahirkan. Seharusnya orang tua dapat memberikan kehidupan yang layak, banyak anak-anak yang harus mencari uang diusia dini salah satu penyebabnya karena masalah ekonomi orang tua,” tambahnya.

Semakin banyak anak, perhatian kedua orang tua juga tidak akan terfokus, jika perhatian kurang diberikan maka sering terjadi persaingan tidak sehat antara saudara kandung atau bahkan mereka sering bertengkar. Tentunya hal ini juga menyebabkan psikologis anak dalam berinteraksi terhadap lingkungan sosial cenderung tidak baik dan menyebakan stress pada diri anak.

Dampak positif yang lain dari program pemerintah jika benar terealisasi pada sebuah keluarga adalah hubungan suami istri akan lebih baik dan terjaga. Apabila anak hanya dua, ibu memiliki banyak waktu untuk merawat dirinya lebih baik. Jika istri terlalu lelah merawat anak dikhawatirkan emosi akan cepat naik dan berimbas luapan kemarahan kepada anak.

“Andaikata seorang istri tidak terus disibukkan dengan urusan merawat anak, ia bisa meluangkan waktu untuk memperbaiki diri, tentunya ia akan bahagia, jika ia bahagia pasti relasi dengan suami atau anak akan harmonis,” tegas Irna. Karena itu, dalam mewujudkan keluarga bahagia, tidak ada salahnya kita mengikuti program pemerintah ini.

Netty Guslina | Global | Medan
Baca Lagi Biar Mantap!

Saturday, March 19, 2011

Agar Pernikahan Kembali “Menggebu”

Bertambahnya usia pernikahan diiringi perhatian yang tertumpu pada anak, kemesraan suami istri mulai meredup. Jangan biarkan berlangsung lama, karena hanya dengan sidikit usaha, gairah asmara bisa kembali bangkit.

Pakar seks dan pendiri situs DrDorreeLynn.com menyatakan, hanya dengan mengingat masa-masa romantis, seperti saat pengantin baru, kehidupan seks Anda bisa kembali bergairah.

Berikut tips dari Dr Dorree agar kehidupan pasangan menikah kembali menggebu:

Kencan seperti saat pacaran
Kencan di malam hari tak hanya berlaku bagi pasangan muda yang sedang kasmaran. Bagi mereka yang sudah berumahtangga pun, masih membutuhkan.

Coba ajak pasangan pergi ke suatu tempat romantis, bisa dengan check-in di kamar hotel atau saat si kecil mulai terlelap. Mulailah luangkan waktu berdua dengan si dia, meski hanya menyaksikan film porno dalam DVD. Dijamin, Anda dan pasangan akan merasakan kembali getaran cinta.

Berlibur
Rutinitas kantor yang sibuk dan juga situasi kota yang penuh kemacetan seringkali menjadi pemicu turunnya gairah cinta. Untuk itu, tak ada salahnya jika Anda dan pasangan hijrah sebentar ke suatu tempat yang lebih sejuk, seperti Puncak. Di sana Anda bisa memesan romantis dan membawa Anda pada suasana penuh cinta.

Cobalah hal baru yang berani
Jika biasanya Anda tak pernah melakukan hal-hal genit pada pasangan, cobalah melakukan malam ini. Pria biasanya sangat menyukai aksi liar pasangannya saat di ranjang. Mulailah mengenakan pakaian seksi untuk menggodanya sambil membelai lembut sekujur tubuhnya. Dijamin, si dia akan mabuk kepayang.

Katakan dengan jujur
Mengatakan keinginan Anda pada pasangan, akan membuatnya tertantang untuk memberikan kepuasan. Bisa dimulai dengan menuntun tangannya untuk menyentuh bagian tubuh yang Anda inginkan. Ingat komunikasi yang baik dalam hubungan akan membuat Anda merasakan kenikmatan.

Mulailah dengan pemanasan
Sebenarnya pemanasan atau foreplay bisa dimulai sejak pagi hari, saat Anda dan pasangan sarapan. Bisa dengan bahasa sederhana seperti ucapan “i love you” atau sentuhan spesial di sela-sela sarapan, dan pesan singkat menggoda saat makan siang. Semua ini bisa menjadi awal timbulnya gairah untuk malam yang spesial.

Vivanews | Global

Baca Lagi Biar Mantap!

Tuesday, March 1, 2011

Tinggal Bersama Mertua Tanpa Konflik, Mungkinkah?

Hidup bersama dengan mertua Anda atau mertua Anda tinggal bersama Anda merupakan sebuah situasi yang kompleks – terutama bagi Anda yang tinggal di Afrika dan Timur tengah, dan bagian lain di bumi ini dimana tinggal bersama mertua adalah praktek budaya yang umum. Tinggal bersama mertua dapat bekerja dengan baik bagi beberapa rumah tangga. Namun beberapa dari Anda mungkin tidak memiliki keluarga yang mudah diajak bekerjasama sehingga membuat hidup bersama menjadi lebih mudah.

Situasi seperti ini sebenarnya cukup membingungkan karena Alkitab berkata sebagai pasangan menikah, Anda harus meninggalkan orangtua dan bersatu sebagai suami istri (baca: Kejadian 2:24; Matius 19:5; Markus 10:7 dan Efesus 5:31). Namun ketika Anda harus berhadapan dengan situasi yang tidak memungkinkan untuk mewujudkan hal itu, kehidupan pernikahan menjadi lebih rumit.

Bagaimana Anda dapat menjalani prinsip Alkitab untuk “pergi dan bersatu” saat Anda telah menikah, namun masih hidup satu atap dengan mertua Anda secara damai? Anda selalu ingin mengasihi dang “menghormati” mertua Anda, karena Anda tahu itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan. Namun ketika mertua Anda tidak membuat hal itu menjadi mudah, bagaimana Anda harus menghadapi hal itu?

Sejujurnya, kami juga tidak tahu. Konflik dengan mertua sepertinya suatu hal yang tidak mungkin diselesaikan! Namun Alkitab berkata bersama dengan Tuhan tidak ada yang mustahil! Jadi jika tidak ada pilihan lain bagi Anda untuk terus tinggal dengan mertua, maka harus ada jalan untuk membuatnya berhasil. Mungkin tidak sedamai atau senyaman seperti yang Anda inginkan, tapi dengan pertolongan Tuhan, Anda dapat melakukannya.

Alkitab mengingatkan kita bahwa berbagai penderitaan akan kita hadapi di dalam kehidupan ini. Bahkan dalam kehidupan pernikahan kita diberitahu bahwa “mereka yang menikah akan menghadapi banyak masalah dalam hidup ini” (1 Korintus 7:29).Amsal 27:17 dimana Anda memiliki kesempatan untuk mengizinkan Tuhan membawa keluar karakter-Nya di dalam Anda saat keadaan dan orang-orang menggosok Anda dengan cara yang dapat menimbulkan percikan api. Ikuti aturan untuk hidup kudus sebagaimana yang dapat Anda baca di Kolose 3. Tinggal bersama dengan mertua mungkin merupakan sebuah kesusahan atau “masalah” yang Anda butuhkan untuk berjalan dalam bimbingan dan kekuatan Tuhan. Bisa jadi situasi ini menjadi sebuah situasi dimana “besi menajamkan besi” seperti yang dituliskan Alkitab dalam

Memang benar idealnya Anda dan mertua hidup di dalam rumah tangga yang terpisah. Namun hal yang ideal tidak selalu mungkin untuk dijalani. Jadi setelah Anda berdoa, jika Anda melihat bahwa keadaan tidak akan berubah saat ini, pilihan bijaksana berikutnya adalah melakukan yang terbaik dari setiap keadaan dimana Anda berada di dalamnya, daripada menghabiskan energi untuk mengeluh dan mengharapkan hal yang tak dapat Anda ubah saat ini. Ada saatnya untuk berkata-kata dan ada saatnya juga untuk diam dan biarkan Tuhan yang berkata-kata (lihat Pengkhotbah 3:1-8). Di waktu yang lain Tuhan memberitahu kita untuk “puas dengan keadaan yang sedang kita hadapi” (lihat Filipi 4:12-13). Dan mungkin inilah yang sedang Anda hadapi saat ini. Mintalah pada Tuhan untuk memperlihatkan apa yang harus Anda lakukan dalam tahap kehidupan Anda ini.

Perlu diingat bahwa Anda dan pasangan masih bisa “meninggalkan” orangtua Anda dalam pola pikir maupun perilaku Anda – mencari cara untuk dapat bersatu bersama, meskipun Anda tidak dapat hidup terpisah dengan keluarga Anda dalam menjalani hari-hari hidup Anda. Anda hanya harus lebih cerdas untuk mewujudkan hal ini – dengan tegas menempatkan batasan-batasan yang memungkinkan. Tuhan dapat menunjukkan kepada Anda bagaimana melakukan hal ini.

Anda bahkan mungkin memiliki pasangan yang tidak sepenuhnya mendukung Anda agar dapat melalui situasi yang sulit ini. Tentu saja hal ini pasti menyedihkan dan membingungkan Anda karena hal ini jelas bukanlah pernikahan yang dimaksudkan Tuhan! Tapi jangan menyerah. Tuhan bersama dengan Anda saat Anda berseru meminta pertolongan pada-Nya. Serahkan situasi yang Anda hadapi kepada-Nya dan secara terus-menerus mintalah petunjuk-Nya untuk melakukan yang terbaik dari setiap situasi yang sepertinya sangat buruk sekalipun!

Dan jangan menyerah jika Anda berdoa dan Tuhan sepertinya berdiam diri selama beberapa waktu. Diamnya Tuhan tidak akan berlangsung selamanya. Bukan berarti Tuhan tidak mendengar seruan Anda, namun ada alasan dibalik sikap diam Tuhan yang perlu Anda terima. Dia adalah Tuhan dan jalan-Nya bukanlah jalan Anda. Tuhan memberitahu kita di dalam Alkitab, “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:9) “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.” (Yesaya 55:8)

Jika Anda bertanya-tanya kenapa Tuhan tidak menjawab doa Anda secepat yang Anda harapkan atau dengan cara yang sama seperti yang Anda yakini bagaimana IA seharusnya peduli terhadap masalah ini maupun masalah lainnya, pertimbangkan pemikiran berikut ini, yang datang dari ajaran Oswald Chambers dalam bukunya My Utmost for His Highest, (dipublikasikan oleh Barbour Company). Chambers menulis:

kita memiliki gagasan bahwa Tuhan akan memberikan ganjaran pada iman kita. Mungkin ini hanyalah tahap awal; tetapi kita tidak akan rugi apa-apa dengan memiliki iman. Iman membawa kita ke dalam hubungan yang benar dengan Tuhan dan memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk bertindak dan menunjukkan kuasa-Nya. Tuhan sering mengetuk pintu hati Anda melalui pengalaman hidup sehingga Anda dapat berhubungan dengan-Nya. Tuhan ingin Anda mengerti bahwa ini adalah sebuah kehidupan dari iman, bukan sebuah kehidupan sentimentil semata dengan menikmati berkat-berkat-Nya.

Kehidupan awal dari iman Anda sangatlah sempit dan intens, menetap pada pengalaman hidup yang mendatangkan cahaya dan penuh dengan keindahan; lalu Tuhan akan menarik berkat-nya secara sadar untuk mengajar Anda berjalan dengan iman. Anda lebih layak baginya saat ini daripada Anda dahulu yang melalui hari-hari Anda penuh dengan kegembiraan dan kesaksian yang mendebarkan.

“Iman secara alami haruslah diuji dan ujian sejati dari iman bukanlah untuk mempersulit kita mempercayai Allah, tapi karakter Allah harus dijernihkan di dalam pikiran kita sendiri. Saat iman bekerja, ia harus melampaui segala batasan yang ada... Iman di dalam Alkitab adalah iman kepada Tuhan yang menentang segala sesuatu yang berlawanan dengan-Nya – Saya akan tetap bertahan pada karakter Tuhan apapun yang Ia bisa lakukan. ‘Meskipun aku harus mati, aku akan tetap percaya kepada-Nya’ – ungkapan ini merupakan ungkapan iman yang paling agung yang terdapat di seluruh Alkitab.”

Mungkin sepertinya Allah tampak kejam saat ia menarik diri dari Anda ketika Anda sedang menghadapi begitu banyak masalah, tetapi kami mendorong Anda untuk memahami bahwa Tuhan memiliki alasan kenapa ia mengizinkan hal-hal tertentu terjadi dengan cara-cara tertentu dan pada saat-saat tertentu. Saat Tuhan berdiam diri, mungkin merupakan saat ketika IA mempercayai Anda untuk hidup dengan iman pada saat ini dan untuk bekerjasama dengan Dia untuk menambah kapasitas karakter Anda melampaui batas dari apa yang Anda pikir mungkin harus terjadi. Kami mendorong Anda untuk percaya pada keheningan-Nya dan percaya pada hati-Nya. Tuhan mengasihi Anda dan mengetahui apa yang terbaik bagi semua pihak pada akhirnya.
WebSite X5 Evolution 8 banner
Jika Anda memiliki pasangan yang mengakui mandat Alkitab untuk “pergi dan bersatu” namun Anda tidak dapat melakukannya pada saat ini, mintalah pada Tuhan sebagai pasangan yang telah menikah untuk menolong Anda – bahkan jika ini adalah sesuatu yang Anda rasakan harus Anda lakukan dengan pikiran dan tindakan Anda agar Anda dapat tinggal di rumah yang sama sebagai sebuah keluarga. Tuhan akan memimpin Anda (pada waktu yang tepat) saat Anda bersandar pada-Nya, bukan pada apa yang Anda lihat saat ini (lihat Amsal 3:5-6).

Jika Anda tidak memiliki pasangan yang mengakui mandat “pergi dan bersatu”, maka tanyalah Tuhan apa yang harus Anda lakukan untuk menjalani hidup setiap hari (jam, menit) dengan batasan-batasan hidup yang Anda miliki. Tuhan akan menjadi penuntun Anda. Dan apa yang Anda lihat hari ini pada pasangan Anda dapat berubah di masa depan. Percayakan Tuhan untuk hal ini.

Untuk membantu Anda lebih lanjut dalam perjalanan ini, carilah artikel lainnya yang dapat Anda baca dan dapat memberikan wawasan bagaimana Anda harus berperilaku dalam situasi hidup yang Anda hadapi saat ini. Bahkan jika keadaan yang Anda hadapi tidak sama dengan apa yang Anda baca, berdoalah. Minta Tuhan untuk menunjukkan kepada Anda apa yang bisa dan tidak dapat Anda gunakan, dan apa yang dapat Anda sesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat dipraktekkan di dalam situasi Anda saat ini. Buka hati dan pikiran Anda pada setiap kemungkinan yang Tuhan tunjukkan pada Anda.

Pastikan bahwa apa yang Anda lakukan tidak bertentangan dengan Firman Tuhan. Sangatlah penting bagi Anda untuk tidak membiarkan pikiran Anda sendiri atau roh yang bertentangan menyamar sebagai “malaikat terang” (yang bekerja melawan cara Allah) untuk menipu Anda. Waspadalah! (lihat 1 Petrus 5:8-11) Biarkan Alkitab melalui bimbingan Roh Kudus menuntun Anda ke dalam kebenaran untuk setiap keputusan yang Anda buat.

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:16-17)

Mintalah Tuhan untuk menolong Anda menjadi kuat dalam melakukan apa yang terbaik dan tepat untuk semua pihak – terutama bagi kesehatan pernikahan Anda.
Source : marriagemissions.com

Baca Lagi Biar Mantap!

Tuesday, February 1, 2011

Tips Memilih Tempat Tinggal Bagi yang Baru Menikah

Bagi Anda pasangan yang baru menikah dan ingin segera memiliki rumah baru atau mengontrak rumah sebaiknya baca tips memilih rumah dibawah ini, berikut tipsnya:

Konsulltasikan keinginan Anda dengan pasangan Anda mengenai rumah apakah beli atau menyewa.

Lihat budget Anda apakah cukup untuk membeli atau menyewa rumah jika budget Anda cukup sebaiknya beli rumah bekas or baru, jika tidak ada dana Anda bisa menambung dan untuk sementara Anda sewa rumah kontrakan saja dulu.

Carilah rumah yang strategis seperti dekat dengan pasar, rumah ibadah, rumah sakit dan lainnya.

Periksa desain arsitektur rumah yang akan Anda beli atau kontrak apakah rapi, rusak atau perlu renovasi.

Jika ingin beli rumah sebaiknya beli rumah yang tidak berdiri pada tanah sengeketa, tanah rawa dan bermasalah.
TotalRecovery™ 7 Pro
Jika mau kontrak rumah sebaiknya perhatikan umur dari bangunan tersebut karena jika itu bangunan lama biasanya lebih kuat dan tahan lama ketimbang bangunan baru.

Perhatikan surat – surat dari bangunan tersebut [ ini adalah hal penting ] Anda harus perhatikan hal itu.

Semoga berguna dan bermanfaat.

Baca Lagi Biar Mantap!

Monday, January 31, 2011

Resep untuk Membahagiakan Suami

VIVAnews - Sejumlah pasangan suami istri mungkin sesekali suka merasa tidak cocok satu sama lain. Dan hal itu sering menimbulkan cekcok dan merasa berat mengatasi masalah rumah tangga, termasuk juga merasa sulit membahagiakan pasangan secara emosional.

Ini menjadi satu di antara banyak alasan, kurangnya kepuasan emosional terutama pada suami. Mungkin benar, pria hanya membutuhkan kepuasan fisik. Dan hal ini, benar-benar membuat banyak wanita cenderung tidak tahu bagaimana memuaskan suami mereka secara emosional. 

Bahkan, pada titik kejenuhan wanita akibat kesibukannya di luar rumah, dan juga mengurus anak, wanita cenderung mengabaikan kebahagiaan suami secara emosional.
Sebagai wanita, mungkin Anda butuh tips ini untuk membahagiakan suami seperti dikutip dari Times of India:


1. Pahami keinginan suami
Memahami keinginan pasangan adalah kunci untuk hubungan yang lebih baik. Psikolog Anjali Chhabria, asal India mengatakan, "Pria biasanya lebih sedikit berkata-kata, jadi belajar untuk memahami apa yang tidak mereka katakan," katanya.
"Perkawinan lebih dari sekedar lembaga suci antara dua orang. Anda harus memahami pasangan Anda. Coba pahami dia, dan membuat dia merasa bahwa Anda peduli tentang dia," tambahnya.


2. Komunikasi
Pria perlu kepuasan emosional seperti manusia lainnya. Oleh karenanya, mereka akan merasa dihargai dan merasa penting jika istri mereka mendengarkan hal-hal kecil yang mereka katakan.
Psikolog Chandni Mehta mengatakan, "Stimulasi emosional sangat penting bagi seseorang untuk tertarik dalam hubungan apapun."Mulailah melakukan komunikasi ringan seperti membicarakan teman-temannya, keluarga, harapan, dan lain-lain. Jangan pernah menempatkan pria hanya sebagai alas atau sebagai pendengar setia dari keluhan Anda. Namun mulai saat ini, jadilah pendengar setia untuk setiap keluh kesahnya.


3. Aspek fisik
Seperti Chhabria mengatakan, perbedaan antara pria dan wanita adalah, bahwa, laki-laki membutuhkan seks untuk cinta dan wanita membutuhkan cinta untuk seks. Aspek fisik sangat penting dan itulah yang membuat perkawinan berbeda dari semua hubungan.
Yah, seperti kita semua tahu, ketika salah satu telah memanjakan dalam mendapatkan fisik dengan seseorang, aspek emosional secara otomatis ikut berperan. Membuat suami Anda merasa bahwa Anda senang dan puas dengan dia secara fisik.

4. Jangan berpura-pura
Jangan pernah berpura-pura di depan suami. Psikolog Varkha Chulani berkata, "Keaslian adalah ikatan pertama dari hubungan emosional. Jika ia melihat Anda telanjang secara fisik, ia juga harus dapat melihat Anda telanjang secara emosional. Iklim kepercayaan dibangun berdasarkan transparansi hubungan. Seharusnya tidak ada manipulasi atau permainan perasaan yang terlibat," ujar Chulani.


5. Beri dia kebebasan
Mencurigai suami terus-menerus bisa membuatnya merasa tak nyaman dan tidak betah berlama-lama di dekat Anda. Biarkan ia tetap sibuk dengan dunia kerjanya, ataupun dengan hobinya dan teman-temannya, asalkan porsi waktu bersama dengan Anda tetap menjadi prioritasnya. Anda tidak perlu melacak keberadaanya setiap waktu selama 24 jam. Berikan kepercayaan padanya dan selalu berfikir positif tentangnya, akan membuat pria merasa lebih dihargai dan membuatnya semakin menyayangi Anda.
Baca Lagi Biar Mantap!

Thursday, January 20, 2011

6 Pilar Penyangga Perkawinan

Di masa pacaran, boleh jadi cinta memang sejuta rasanya. Namun ketika memasuki perkawinan, modal cinta saja tak cukup untuk mempertahankan kelangsungan sebuah keluarga. Dalam mencari pasangan hidup, budaya Jawa mengenal sejumlah kriteria yang dikenal dengan istilah bobot, bibit, bebet. Namun pada kenyataannya, banyak orang beranggapan salah satunya saja sudah cukup memenuhi kriteria pasangan hidup. "Cari pasangan ya lihat pribadinya dong! Punya mobil pribadi, rumah pribadi, dan kalau perlu vila pribadi!" ujar seorang perempuan tanpa maksud bergurau.

"Kalau menurut saya sih, yang penting harus punya tanggung jawab," sela seorang teman bicaranya. "Yang paling penting ya cinta dong!" yang lain menyergah tak kalah semangat.

Sebetulnya apa saja sih pilar penyangga yang kokoh bagi kelanggengan sebuah perkawinan? Benarkah cinta bisa diandalkan? Sepenuhnya ditentukan oleh kelimpahan materi? Bagaimana soal komitmen dan tanggung jawab? Seberapa penting aspek kepribadian kedua belah pihak? Bagaimana dengan hal-hal lain, bisakah diabaikan?

"Proses menimbang-nimbang memang seharusnya sudah dimulai sebelum suami-istri memasuki gerbang pernikahan," kata Titi P. Natalia, M.Psi. Meski ia tak menyangkal banyak pasangan yang tidak "sempat" melewati proses seleksi. Meminjam istilah anak zaman sekarang, ada tahapan yang mesti dilalui, yakni koleksi, seleksi, baru resepsi. Akan tetapi Titi mengingatkan agar kita tidak perlu lagi menoleh ke belakang hanya untuk mempertanyakan apakah tahapan-tahapan tersebut sudah dilalui atau belum. "Sebaiknya lihat saja ke depan. Komitmen dan kesungguhan suami istrilah yang paling dibutuhkan begitu janur kuning sudah dipasang melengkung," tandasnya.

6 Pilar Yang Dibutuhkan
Pilar-pilar yang dibutuhkan demi kokohnya sebuah pernikahan memang tidak sedikit.
Berikut di antaranya:

* Latar belakang keluarga Tak bisa dipungkiri

latar belakang keluarga kedua belah pihak pastilah memegang peran penting. Yang termasuk di sini antara lain suku, bangsa, ras, agama, sosial, kondisi ekonomi, pola hidup dan sebagainya. Namun bukan berarti pasangan dengan latar belakang yang sangat berbeda dan bertolak belakang tidak mungkin bersatu. Hanya saja mereka mesti lebih siap dituntut berupaya lebih keras dalam proses penyesuaian diri.

# Kesetaraan

Kesetaraan akan mempermudah suami istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Adanya kesetaraan dalam banyak hal dapat meminimalkan friksi yang mungkin timbul. Kesetaraan ini antara lain meliputi kesetaraan pendidikan, pola pikir dan keimanan.

# Karakteristik individu

Setiap individu memiliki karakteristik yang unik dan ini menjadi salah satu pilar yang menentukan langgeng tidaknya sebuah rumah tangga. Individu dengan karakter sulit yang bertemu dengan individu yang juga berkarakter sulit, tentu lebih berat dalam mempertahankan pernikahannya. Sebaliknya, yang berkarakter sulit bila bertemu dengan pasangan yang berkarakter mudah, tentu proses penyesuaian yang harus dijalaninya bakal lebih mulus.

# Cinta

Jangan anggap sepele kata yang satu ini. Walaupun tidak berwujud, cinta dapat dirasakan. Pernikahan tanpa cinta bisa dibilang ibarat sayur tanpa garam, serba hambar dan dingin. Cinta yang dimaksud adalah cinta yang mencakup makna melindungi, memiliki tanggung jawab, memberi rasa aman pada pasangan dan sebagainya.

Ada yang bilang, setelah sekian tahun menikah cinta biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. Sementara yang tersisa tinggal tanggung jawab. Benarkah? "Tidak harus seperti itu karena cinta bisa dipupuk supaya terus subur. Apalagi menjalani tanggung jawab akan terasa lebih ringan kalau ada cinta di dalamnya," ujar Titi. Meski tentu saja, mempertahankan rumah tangga tidak cukup bermodalkan cinta semata!

# Kematangan dan motivasi

Kematangan suami/istri memang ditentukan oleh faktor usia ketika menikah. Mereka yang menikah terlalu muda secara psikologis belum matang dan ini akan berpengaruh pada motivasinya dalam mempertahankan biduk rumah tangga. Namun usia tidak identik dengan kematangan seseorang karena bisa saja orang yang sudah cukup umur tetap kurang memperlihatkan kematangan.

# Partnership

Pilar rumah tangga berikutnya adalah partnership alias semangat bekerja sama di antara suami dan istri. Tanpa adanya partnership, umumnya rumah tangga mudah goyah. Selain itu perlu "persahabatan" yang bisa dirasakan keduanya. Coba bayangkan, alangkah nikmatnya bila masalah apa pun yang menghadang senantiasa dihadapi bersama dengan seorang sahabat.

Bila Terjadi Kepincangan

Idealnya, ucap Titi, semua pilar tersebut sama-sama ikut menyangga bangunan rumah tangga agar segala sesuatunya menjadi lebih kokoh dan kuat. Namun dalam realitas sering terdapat kepincangan di sana-sini, entah dalam hal motivasi, kesetaraan dan sebagainya. Kalau hal seperti ini yang terjadi, apa yang harus dilakukan?

"Semua terpulang pada tujuan pernikahan itu sendiri. Kalau memang tujuan mereka jelas dan motivasi suami maupun istri kuat, tentu akan ada ï¿Â½usahaï¿Â½ dari kedua belah pihak untuk menyelaraskan semuanya," jawab psikolog yang antara lain berpraktik di Empati Development Center. Keduanya akan bersedia menerima pasangannya, apa pun adanya. "Tapi ingat, menerima di sini bukan berarti pasrah begitu saja lo, melainkan harus ada penyesuaian di sana-sini yang bisa diterima bersama."

Mengarungi biduk perkawinan tanpa masalah memang mustahil karena friksi-friksi sangat mungkin muncul kapan saja dan mencakup aspek apa saja. "Namun sekali lagi kembali pada usaha suami dan istri untuk mempersepsikan perbedaan yang ada. Apakah perbedaan itu akan dibesar-besarkan atau dicarikan jalan keluarnya."

Saat menentukan pilihan mungkin saja calon suami/istri adalah yang terbaik. Namun dalam perjalanan hidup perkawinan mereka, di mata istri atau suami, ternyata pasangannya bukan lagi yang terbaik. Lo, kok bisa begitu? "Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang dinamis. Selalu saja ada perubahan. Oleh karena itulah dibutuhkan kesadaran kedua belah pihak untuk terus-menerus menyesuaikan diri."

Singkatnya, walaupun semua pilar yang disebutkan itu ada dalam rumah tangga, tidak ada jaminan bahwa pernikahan ini akan mulus tanpa batu sandungan. Namun setidaknya dengan adanya pilar-pilar kokoh tadi, suami dan istri akan dipermudah dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Baca Lagi Biar Mantap!

Tuesday, January 18, 2011

Gaya Berkarier untuk Kesuksesan Perkawinan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Dengan menerapkan kedua gaya atau pola hubungan ini, Anda bisa menuai keberhasilan di kantor dan di rumah. Percaya atau tidak, ada begitu banyak persamaan yang bisa dimanfaatkan antara pola hubungan dengan atasan di kantor dan pola hubungan dengan pasangan Anda di rumah. Uniknya, bila Anda bisa melakukan hal itu dengan baik, pola ini bisa membantu, baik menavigasikan hubungan untuk hasil kerja yang baik maupun meningkatkan kemesraan kehidupan romantis Anda.

Misalnya saja, dalam bekerja Anda dituntut bersikap sopan santun, punya gairah atau keingintahuan, jujur, dan mau menolong. Hal yang sama pun dibutuhkan dalam menjaga kelanggengan perkawinan.

Jennifer Hirsch, PsyD, psikolog klinis di tempat praktek pribadi di New York dan Washington, DC, mengatakan berpikir sebelum bicara. Maksudnya, sebelum mengungkapkan keberatan atau pembicaraan yang potensial menimbulkan diskusi yang pelik, selalu tanya kepada diri sendiri, "Apa yang akan saya lakukan atau katakan jika hal ini terjadi pada saya?"

Di tempat kerja, Anda tak mungkin bersedia menghadap bos Anda mengajukan permasalahan dengan sikap agresif. Jadi, meski dalam perkawinan dianggap Anda dan pasangan sudah saling mengerti gaya komunikasi masing-masing, sebaiknya tetap berhati-hati. "Jangan buru-buru, hapus dalam pikiran kata-kata kasar dalam ungkapan yang ingin Anda katakan, dan masukkan kata-kata kasih sayang untuk mengungkapkannya," kata Dr Hirsch. Tentu saja kata-kata kasih sayang hanya khusus bagi pasangan Anda, bukan untuk bos.

Sering kali saat suasana tengah memanas karena suatu masalah, kita cenderung mengaburkan masalah sebenarnya dengan masalah-masalah yang lain. "Padahal cara terbaik untuk menyampaikan pesan, baik di rumah maupun di kantor, adalah Anda harus yakin bahwa Anda hanya punya satu fokus masalah yang disampaikan," kata Jess McCann, pelatih kencan dan penulis buku You Lost Him at Hello.

Daripada kelamaan mengungkapkan pendahuluan tentang betapa lelahnya Anda mengurus rumah tangga, mengapa tidak langsung saja pada pokok persoalan. McCann mencontohkan, "Sayang, bisa-tidak nanti tolong jemput sekalian anak-anak di rumah temannya, sambil kau pulang main tenis. Terima kasih, ya."

McCann juga menyarankan jurus "Akupun demikian....". Menurut dia, salah satu saran karier terhebat adalah mengubah pendapat kolega kerja yang keras kepala dengan teknik ini. "Pertama, Anda menggaet perhatian orang lain dengan kata-kata 'Saya tahu apa yang Anda rasakan tentang....'," kata McCann. Lalu bisa dilanjutkan dengan "Saya juga pernah merasa demikian, tapi akhirnya saya temukan bahwa...."

Cara demikian lumayan ampuh untuk menggiring pasangan kita yang sedang berbeda pendapat tentang sesuatu. Pada akhirnya, pasangan Anda mungkin tetap tidak sepakat dengan Anda, tapi setidaknya Anda bisa mencegah pertengkaran hebat.

Kemudian McCann mengatakan bahwa maaf bukan merendahkan diri. "Banyak orang menjadikan harga diri dan ego sebagai batu sandungan dalam karier dan hubungan mereka dengan pasangan," ujarnya. Padahal, kadang cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah dengan mengakui kesalahan, meski perkaranya tak melulu menjadi kesalahan Anda.

Di kantor mungkin Anda bersedia pasang badan untuk kesalahan yang dilakukan tim kerja. Tapi hal yang sama bisa dilakukan di rumah. "Mengambil alih tanggung jawab biasanya membuat kita lebih dihormati--terutama dalam hubungan jangka panjang--dibanding sekadar saling tunjuk untuk mencari kambing hitam," McCann memaparkan.

Dr Hirsch mengingatkan soal memperhatikan nada bicara. Ada pepatah lama yang mengatakan, "Masalahnya bukan pada apa yang Anda katakan, melainkan bagaimana Anda mengatakannya." Hal ini berlaku pula di rumah maupun di kantor. Dalam sebuah rapat yang memanas, orang akan banyak menilai Anda dari mampu-tidaknya Anda mengendalikan nada suara Anda.

Demikian juga saat di rumah. "Jadi saat di rumah hapus semua energi dari suara Anda saat hendak mengutarakan sesuatu yang penting," katanya. Dr Hirsch meminta, cobalah berandai-andai Anda sedang berhadapan dengan bos Anda di mana tak mungkin Anda menggunakan suara tinggi atau keras yang bisa mengejutkan anak-anak.

Jikapun Anda sedang marah kepada pasangan Anda, beri kesempatan dia memahami apa substansi masalahnya, bukan sekadar betapa menggelegarnya suara Anda.

Dr Hirsch mengingatkan poin penting, "Jadilah orang yang berkelas." Menurut dia, orang-orang yang tidak berkomunikasi dengan cara yang berkelas tak pernah cukup beruntung untuk menduduki jabatan tinggi. Memang karier yang sukses itu adalah hasil dari perjalanan panjang dari sikap yang berkelas dan penampilan sebagai pribadi yang bukan pemaksa.

Misalnya saja Anda menduga bos Anda mencuri ide Anda, atau Anda menduga pasangan Anda didekati pihak yang bisa meruntuhkan keutuhan perkawinan Anda. Bersikaplah berkelas dengan tidak langsung mengajukan tuduhan. "Beri mereka pelajaran dengan membiarkan mereka menyadari kesalahan sambil memberi mereka petunjuk bahwa Anda sebenarnya tahu apa yang mereka lakukan," kata Dr Hirsch. "Inilah jalan panjang yang dilalui yang justru membuat Anda semakin dihormati."

Poin terakhir adalah janji yang kecil dan pemenuhan yang sempurna. Menurut McCann, di dunia kerja, saat berhadapan dengan klien, hal ini biasa dilakukan. Daripada menjanjikan sesuatu yang besar yang akhirnya tak bisa dipenuhi, lebih baik membuat janji kecil dengan penunaian melebihi harapan klien. Hal yang sama berlaku dalam hubungan perkawinan. "Bila Anda menjanjikan sesuatu yang besar kepada pasangan, Anda berisiko besar mengecewakannya saat tak bisa memenuhi janji itu," ujarnya.
Baca Lagi Biar Mantap!

Tuesday, January 11, 2011

Tips Mengatasi Konflik Menjelang Pernikahan

Konflik menjelang pernikahan kerap terjadi menimpa pasangan. Selain berdebar-debar menantikan pesta pernikahan, pasangan yang akan menikah pasti juga stress mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan nanti. Semuanya ingin agar berjalan sempurna, sehingga tak jarang timbul berbagai konflik. Untuk mengatasinya ada beberapa solusi seperti di bawah ini.

1. Impian pesta sempurna
Pesta penikahan berjalan sempurna adalah impian semua perempuan. Namun, reaksi beberapa calon pengantin akan hal ini terkadang berlebihan. Mereka merasa harus mengatur sendiri semua detail pesta agar berjalan sesuai rencana.
Solusi: Tak ada yang sempurna di dunia ini. Jika Anda mencoba mewujudkannya dengan cara yang kontroversial dan penuh emosi, Anda malah kehabisan tenaga dan bisa kehilangan hubungan baik dengan beberapa pihak.

2. Harus menyenangkan orang lain
Faktor budaya juga membuat calon pengantin merasa harus menyenangkan semua orang dengan pesta pernikahan yang akan dibuat, termasuk si dia, orangtua, dan para undangan. Meski pernikahan seharusnya jadi saat berharga milik Anda dan pasangan, biasanya banyak yang ingin memberi saran.
Solusi: Untuk masalah ini, Anda memang harus sedikit bersabar. Pernikahan tak hanya momen istimewa bagi Anda dan pasangan, tapi juga untuk orang-orang di sekitar Anda (baca: keluarga besar). Walaupun Anda ingin pesta berjalan sukses seperti yang Anda inginkan, hubungan dengan kerabat dan keluarga dekat tetap perlu dijaga. Terima saran-saran yang memang masuk akal. 

3. Diet
Penampilan sempurna di hari pernikahan adalah impian perempuan. Itu sebabnya, mereka berusaha mencapai berat badan ideal. Yang membuat para calon pengantin pria kesal adalah mereka pun kena imbasnya karena dipaksa diet.
Solusi: Boleh saja tampil sempurna, tapi sebaiknya tidak dengan cara memaksa. Jika ingin berhasil membuatnya menurunkan berat badan, ajak si dia olahraga bersama. Katakan saja ini untuk menjaga stamina menjelang hari pernikahan dan persiapan malam pertama.

4. Dana
Biaya resepsi pernikahan memang kian mahal. Meski anggaran sudah ditetapkan, sering kali meleset. Apalagi jika Anda tergoda menambah item-item untuk menyempurnakan pesta. Akhirnya dana kurang dan Anda stres.
Solusi: Memang tak salah jika Anda berkeinginan membuat pesta yang wah. Namun, jangan lupakan ketersediaan dana. Banyak orang, mungkin termasuk Anda, akhirnya terpaksa meminjam uang kepada orangtua atau malah bank untuk menambah jumlah dana. Hati-hati utang yang kian bertambah bisa menjadi masalah di kemudian hari.

RELATED LINKS KLIK HERE
Baca Lagi Biar Mantap!

Friday, December 24, 2010

8 KESALAHAN DALAM PERNIKAHAN

Problem dalam pernikahan memang sering terjadi, tapi bukan berarti masalah boleh menghampiri Anda dan pasangan setiap saat.
Kalau memang ini yang terjadi dalam rumah tangga Anda, maka berhati-hatilah. Coba teliti kembali penyebab persoalan dalam rumah tangga Anda.
Mungkin Anda melakukan satu atau beberapa kesalahan dalam pernikahan, Cobalah Anda telaah seperti yang dijabarkan berikut ini.

1. TIDAK MENGHARGAI
Meskipun pasangan Anda punya kekurangan, jangan menceritakan kepada sahabat atau rekan kerja. Bagaimanapun, pasangan ingin dan harus dihargai baik kelebihan maupun kekurangan yang dimilikinya. Hargailah pasangan seperti halnya Anda ingin dihargai oleh pasangan.

2. TIDAK MENDENGARKAN
Anda pura-pura tidak mendengar saat ia berbicara, Anda justru makin asyik menonton TV, komputer di depan Anda, atau melakukan kegiatan lainnya bahkan pergi meninggalkannya ( beuh… parah). Kalaupun anda mendengarkan ia berbicara atau bercerita, Anda langsung memotong pembicaraannya dan ngotot pada pendirian Anda. Cobalah untuk mendengarkan, karena dengan demikian pasangan akan merasa dihargai.

3. SELALU MERASA BENAR
Dilihat dari perspektif mana pun, Anda merasa pasangan selalu salah, dan Andalah yang tahu bagaimana yang seharusnya. Tidak mau mengakui kesalahan juga termasuk dalam kategori ini. Kalaupun akhirnya mengakui, Anda siap dengan sederet alasan yang ujung-ujungnya tetap menyalahkannya. Sebaiknya, jawab pertanyaannya yang sederhana dengan jawaban yang logis dan simpel, bukan melebar ke masalah lain.

4. JANJI PALSU
Anda sudah berjanji akan memperbaiki sikap, tapi tetap saja kesalahan yang sama diulang lagi, bahkan bukan hanya sesekali namun berkali-kali. Samakan ucapan dengan perbuatan yang Anda lakukan. Kalau memang tak mau melakukannya, jangan memberi janji palsu, lebih baik berterus terang kepadanya.

5. TIDAK PEKA
Ketika dia mengatakan bahwa ucapan Anda sudah membuat hatinya terluka atau tidak seharusnya diungkapkan, sebaiknya hentikan kata-kata Anda. Hargai perasaannya, bukan malah mengatakan bahwa ia punya selera humor yang jelek atau terlalu sensitif.

6. TIDAK JUJUR
Hindari kebiasaan berbohong atau menyimpan rahasia pada pasangan. Sekali berbohong, tak jarang, Anda harus melakukannya lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Sehingga, lama-kelamaan Anda makin lihai. Hati-hati, ini bisa merusak rasa saling percaya.

7. KEBIASAAN BURUK
Meski tahu punya kebiasaan buruk, tetap saja Anda melakukannya. Padahal, pasangan sudah gerah pada sikap Anda dan sudah berulang kali memberitahu Anda. Misalnya, Anda selalu membuatnya menunggu berjam-jam setiap kali membuat janji bertemu, dandan terlalu lama, atau malas membereskan rumah yang berantakan. Rubahlah sedikit demi sedikit kebiasaan buruk Anda, hal ini dapat membawa dampak positif, bukan hanya terhadap hubungan Anda dan pasangan, tapi juga terhadap kehidupan sehari-hari Anda.

8. TEMPERAMENTAL
Belum selesai pasangan menjelaskan alasan, Anda sudah mencak-mencak tak keruan dan menuduhnya macam-macam. Buntutnya, sering kali Anda yang malu sendiri karena ternyata situasinya tidak seperti yang Anda kira. Sebaiknya, biasakan meredam emosi dan cobalah mendengarkan pasangan disaat ia menjelaskan, sehingga persoalan bisa didiskusikan dengan pikiran jernih dan suasana tenang.

RELATED ARTIKEL KLIK HERE
Baca Lagi Biar Mantap!

Sunday, October 17, 2010

10 KUNCI PERKAWINAN BAHAGIA

Perkawinan merupakan wujud menyatunya dua sejoli ke dalam satu tujuan yang sama. Dan salah satu tujuan perkawinan adalah mencapai kebahagiaan yang langgeng bersama pasangan hidup. Namun, jalan menuju kebahagiaan tak selamanya mulus. Banyak hambatan, tantangan, dan persoalan yang terkadang menggagalkan jalannya rumah-tangga. Nah, bagaimana kita mengantisipasi supaya mahligai rumah-tangga kita tidak goyang? Inilah 10 tips menuju perkawinan yang bahagia.

1. Cinta
Cinta merupakan energi yang dahsyat untuk mengembangkan dan menyempurnakan kepribadian Anda dan suami. Cinta akan membantu membuang semua rintangan yang muncul di tengah perjalanan rumah tangga. Perkawinan yang dibangun tanpa landasan cinta sebetulnya adalah omong-kosong belaka. Meski bukan satu-satunya syarat, cinta sangat berperan dalam membangun perkawinan yang langgeng. Maka, cinta dalam perkawinan adalah sesuatu yang mutlak dan harus.

2. Seiman
Cinta saja tentu belum cukup untuk menciptakan perkawinan yang bahagia. Prinsip memilih suami yang seiman juga merupakan salah satu kunci dalam mencapai kebahagiaan rumah tangga. Memang, banyak pula pasangan suami-istri beda agama yang juga bisa bahagia menjalani perkawinannya. Namun, sebaiknya jangan anggap enteng soal satu ini. Bisa-bisa, Anda dan suami akhirnya jalan sendiri-sendiri, sesuai iman masing-masing. Belum lagi kehadiran anak. Persoalan agama apa yang akan dianut anak seringkali juga memicu perdebatan yang panjang.

3. Saling percaya
Tanpa rasa saling percaya antara pasangan suami-istri, perkawinan tentu tak akan berjalan mulus. Rasa saling percaya akan mengantarkan Anda pada perasaan aman dan nyaman. Kuncinya, jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan suami Anda. Istri tak perlu mencurigai suami, dan sebaliknya, suami juga tak perlu mencurigai istri. Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan cinta yang dewasa.

4. Seks
Perkawinan tanpa seks bisa dibilang seperti sayur tanpa garam. Hambar. Ya, seks memang perlu. Dan meski aktivitas seks sebetulnya bertujuan untuk memperoleh keturunan, namun manusia perlu juga mengembangkan seks untuk mencapai kebahagiaan bersama pasangan hidupnya. Prinsip hubungan seks yang baik adalah adanya keterbukaan dan kejujuran dalam mengungkapkan kebutuhan Anda masing-masing. Intinya, kegiatan seks adalah untuk saling memuaskan, namun perlu dihindari adanya kesan mengeksploitasi pasangan. Kegiatan seks yang menyenangkan akan memberikan dampak positif bagi Anda berdua.

5. Ekonomi
Hampir sebagian besar waktu dalam keluarga dewasa ini, khususnya pasangan suami-istri muda perkotaan, adalah untuk mencari nafkah. Artinya, tak bisa dipungkiri bahwa faktor ekonomi tak bisa dianggap remeh. Bayangkan, apa yang bakal terjadi seandainya rumah tangga tak didukung oleh topangan ekonomi yang memadai. Mengatur ekonomi secara benar juga akan memberikan perasaan aman dan bahagia.

6. Kehadiran anak
Anak adalah karunia Illahi yang tak terkirakan nilainya. Perkawinan tanpa kehadiran anak seringkali memicu persoalan tersendiri. Banyak keluarga atau pasangan suami-istri yang sulit mendapatkan anak dan mati-matian berupaya dan berikhtiar agar mempunyai keturunan. Kehadiran seorang anak juga membuat suami-istri memiliki keterikatan dan tanggung jawab untuk membesarkan, merawat dan mencintai bersama-sama

7. Hindari pihak ketiga
Kehidupan perkawinan merupakan otonomi tersendiri, yang sebaiknya tak dicampuri oleh pihak lain, apalagi pihak ketiga. Kehadiran pihak ketiga yang ikut campur tangan atau mempengaruhi dan masuk ke wilayah otoritas keluarga, bisa menciptakan bencana bagi rumah tangga tersebut. Banyak contoh keluarga yang hancur gara-gara pihak ketiga ikut main di dalamnya. Entah campur tangan mertua, saudara ipar, kekasih simpanan, tetangga, dan sebagainya.

8. Menjaga romantisme
Terkadang, pasangan suami-istri yang sudah cukup lama membangun mahligai rumah tangga tak lagi peduli pada soal yang satu ini. Tak ada kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun seperti barang mahal. Padahal, menjaga romantisme dibutuhkan oleh pasangan suami-istri sampai kapan pun, tak cuma ketika mereka berpacaran. Sekedar memberikan bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat romantis akan kembali memercikkan rasa cinta kepada pasangan hidup Anda.

9. Komunikasi
Komunikasi juga merupakan salah satu pilar langgengnya hubungan suami-istri. Hilangnya komunikasi berarti hilang pula salah satu pilar rumah tanga. Bagaimana mungkin hubungan Anda dengan suami akan mulus jika menyapa pun Anda enggan. Jika rumah tangga adalah sebuah mobil, maka komunikasi adalah rodanya. Tanpanya, tak mungkin rasanya rumah tangga berjalan.

10. Saling memuji dan memperhatikan
Meski sepele, pujian atau perhatian sangat besar pengaruhnya bagi suami, dan sebaliknya. Ucapan bernada pujian akan semakin memperkuat ikatan suami-istri. Tanpa pujian atau perhatian, bisa-bisa yang ada hanya saling mencela dan merendahkan. Pasangan Anda pun akan merasa dihargai. Memuji tak butuh biaya atau ongkos mahal, kok. Yang dibutuhkan adalah ketulusan dan rasa cinta pada suami.

Anda juga dapat membaca artikel ini disini: KLIK DISINI
Baca Lagi Biar Mantap!